Jumat, 01 Februari 2008

Marketing Public Relations Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi sebagai organisasi non profit, seperti juga halnya organisasi bisnis juga melakukan kegiatan pemasaran. Tujuannya agar perguruan tinggi tinggi dapat memelihara dirinya secara ekonomi, disamping dengan begitu, cita-cita mulia perguruan tinggi yang mendidik anak bangsa menjadi insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif bisa tetap dipegang, dan tentu saja diraih. Tanpa kegiatan pemasaran modern, perguruan tinggi akan sulit memperoleh mahasiswa, sulit mendapat dana hibah masayarakat, dan sulit mendapat dana penelitian. Apalagi ditengah minimnya dana dari pemerintah, institusi raksasa, yang kalau jujur, paling bisa dan menentukan serta bertanggung jawab atas cita-cita pendidikan. Bangsa yang besar,kalau kita lihat datanya, pasti pendidikannya okey punya….
Kegiatan pemasaran perguruan tinggi tentu berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan tersebut tentu disebabkan oleh tujuan, skala, dan pelanggan yang berbeda. Perguruan tinggi, tentu bukan organisasi bisnis yang kadang lebih permisif dalam banyak hal, sehingga ada batasan-batasan bagi perguruan tinggi dalam melakukan kegiatan pemasaran.
Boleh di bilang pemasaran perguruan tinggi lebih sebagai pemasaran kehumasan. SEhingga perguruan tinggi lebih banyak mengandalkan pemasaran yang porsi kehumasannya lebih besar. Sedangkan periklanan, promosi penjualan, dan penjualan peribadi, akan lebih kecil.

PR Konvensional dan e-PR

Menurut kamus IPR terbitan bulan November 1987 (Jefkins,1992:8-9) : “Praktek PR adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.”

Adapun kegiatan khas dari Public Relations sebagai berikut:
Menunjang kegiatan manajemen dalam pencapaian tujuan utama perusahaan.
Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan berbagai publik, baik publik internal maupun publik eksternal dalam upaya meningkatkan kerjasama yang baik dan positif.
Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan pesan, informasi dan publikasi lainnya dari organisasi/lembaga yang diwakili kepada publiknya atau sebaliknya.
Melayani publik sebaik mungkin dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan organisasi dengan tidak mengabaikan kepentingan umum.

Bersikap bahwa tujuan dan sasaran itu dalam pengertian, bukan memperoleh keuntungan sepihak dari publik sebgai sasarannya atau objek tertentu tetapi akan memperoleh keuntungan bersama.
Bersikap terampil dalam menerjemahkan kebijakan-kebijakan perusahaan/organisasi dalam arti sempit dan mengaitkan kepentingan dengan kebijakan pemerintah dalam arti luas.
Berkemampuan untuk mendengarkan (listening) dan bukan sekedar “hear” mengenai keinginan atau aspirasi yang terdapat di dalam masyarakat.

Definisi PR yang sangat beragam, maka wakil dari pakar Public Relations dari negara maju mengadakan pertemuan yaitu pada bulan Agustus 1978 dengan mengeluarkan definisi PR yang lebih singkat dan dinamakan The Statement of Mexico, yang berbunyi sebagai berikut:
“Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasihati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum”.

Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre, and Canfield (2000:4) yaitu fungsi Public Relations dapat dirumuskan sebagai berikut:
Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).
Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasarannya.
Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.
Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.
Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapinya citra positif bagi kedua belah pihak.

Keberadaan Public Relations diperuntukkan:
· Menciptakan reputasi bagi perusahaan dan organisasi
· Menciptakan reputasi para individual sebagai ahli di bidang yang dipilihnya.
· Meningkatkan kesadaran terhadap produk dan layanan pada organisasi yang mengadakan.
· Mempertinggi nama baik dari suatu kedudukan masyarakat atau nama baik perusahaan.
· Menyelenggarakan kampanye untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan kata lain Public Relations bertujuan untuk membuat masyarakat berpikir lebih tinggi tentang organisasi. Sedangkan Rhenald Kasali (1994:5), dari perspektif yang berbeda menyatakan Public Relations sebagai fungsi strategi dalam manajemen yang melakukan komunikasi guna melahirkan pemahaman dan penerimaan publik.

Tugas Public Relations, mencakup:
· Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik-publiknya.
· Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap publik-publik utama pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publik utama terhadap organisasi.
· Bekerja sebagai penghubung (liaison) antara manajemen dan publik-publiknya; dan memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang mempengaruhi hubungan publik dan organisasi, (Iriantara, 2004: 6-7). Dan dengan ini seorang PR juga dapat memenuhi target yang pokok Cirle PR Programming & Communication tersebut, yang diraih untuk menggapai target sasaran perusahaan, adalah sebagai berikut :
1. Citra
Citra merupakan tujuan pokok sebuah perusahaan, terciptanya suatu citra perusahaan yang baik dimata khalayak atau publiknya akan banyak menguntungkan misalnya akan menularkan citra yang serupa kepada semua produk barang atau jasa yang dihasilkannya, termasuk bagi para pekerjanya (Employee Relation) akan menjadi suatu kebangaan sendiri, akan menimbulkan sense of belonging terhadap company tempat mereka bekerja.
2. Kepercayaan
Suatu kepercayaan berkaitan erat dengan atau hampir sama dengan istilah citra. Boleh dikatakan citra lebih bersifat abstrak mengenai suatu padangan, persepsi, opini, penilaian secara umum yang mengadung pengertian positif. “Kepercayaan “ tersebut lebih konkret sifatnya, lebih mengarah kepada kesan dan pendapat atau penilaian positif, yang bersifat pandangan pribadi atau individu -individu tersebut terhimpun dalam jumlah public atau masyarakat yang lebih luas akan tercipta suatu citra.
3. Realitas
Tujuan pokok yang hendak dicapai oleh perusahaan atau organisasi, melalui rangkaian PR Programming & Communication tersebut bukan tujuan khalayak atau tanpa hasil yang nyata. tetapi tujuan disini adalah realistis, jelas berwujud, dapat, yang matang dan sistematis. Hasilnya atau keuntungan-keuntungannya bisa dirasakan oleh semua pihak. Semua biaya, tenaga, dan buah pikiran yang telah dikeluarkan tersebut selama ini tidak akan sia-sia dan bisa dilihat imbalannya nanti. Pada akhirnya, moril bagi perusahaan, karyawan, dan khalayak publiknya.
4. Kerjasama yang saling menguntungkan (Mutual Symblosis)
Menciptakan suatu hubungan yang dapat memberikan keuntungan kedua belah pihak. Baik bagi organisasinya yang himpun maupun organisai yang diajak berkerjasama.

Kegiatan public relations memiliki 5 segmentasi ,yaitu1. customer relations,
yaitu membangun hubungan dengan pihak luar.2. employee relations,
yaitu membangun hubungan antara pimpinan dengan karyawan. Sehingga terbentuk kerjasama dan menimulkan kesejahteraan karyawan demi kemajuan perusahaan.3. community relations,
yaitu membangun hubungan dengan pihak-pihak yang selama ini telah melakukan kerjasama dengan perusahaan yang kita wakili. Selain itu juga menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar tempat perusahaan. Sehingga apabila perusahaan berada dalam masalah, maka masyarakat atau komunitas yang selama ini telah menjalin hubungan baik dengan perusahaan bisa membantu.4. government relations,
yaitu membangun hubungan baik dengan pihak pemerintah. Dalam artian disini menjaga hubungan baik dengan instansi pemerintah.5. media relations,
yaitu membangun hubungan baik dengan pihak media cetak maupun elektronik.

Seiring dengan perkembangan jaman yang memacu lajunya teknologi komunikasi informasi, kegiatan PR tidak hanya dilakukan pada media relations yang bersifat konvensional melainkan melalui Internet (International Networking) itu adalah salah satu media publikasi elektronik dengan segudang informasi yang bersifat lokal maupun global. Internet juga dapat dikatakan sebagai jaringan networking yang terdiri dai 30-50 juta pemakai komputer dan puluhanlayanaan servis termasuk e-mail, cahtting, FTP, Mailing List dan World Wide Web.
e-PR adalah kegiatan PR yang dilakukan dalam dunia internet.seluruh kegiatan PR dapat dilakukan didalam internet dari mulai melakukan publikasi sampai melakukan costumer servis.

Kegiatan PR di internet atau e-PR adalah :
Publikasi
Kegiatan publikasi yang dilakukan humas dalam internet dapat dilakukan dengan jalan mengikuti mailing list yang sesuai dengan target market institusi.melalui publikasi tulisan berupa artikel press release mengenai institusi dalam jumlah yang banyak dalam milis tersebut akan memuat seluruh anggota milis terkena terpaan publikasi yang dilakukan.

Ada 2 jenis milis public yang diketahui dalam kegitan e-PR yaitu
a)millis moderated :milis yang memiliki lembaga sensor untuk menyeleksi dan menyaring pesan-pesan yangn disampaikan.
b)millis yan non moderated: millis tanpa sensor

Publikasi melalui penumpangan pada e-newsletter (news letter elektronik) (ezine). Ada dua jenis ezine : Berbasis e-mail & Berbasis web

Manfaat ezine mandiri ini adalah :

a) Meningkatkan kepercayaan publik karena intitusi dikenal secara menyeluruh berkat informasi yang lengkap
b) Meningkatkan loyalitas karena secara reguler publik diberikan informasi
yang meyebabkan seolah-olah publik diingatkan terus oleh institusi

2. Menciptakan Berita (Media Relations)
Untuk menjaga hubungan baik dengan wartawan dapat dilakukan melalui email, jika seorang humas mempunyai database alamat email seorang wartawan akan lebih sangat mudah dalam mengirimkan siaran pres. Jika perusahaan anda mempunyai siaran pres yang butuh disampaikan dengan segera, anda tinggal sekali “click” maka siaran pres anda akan langsung sampai di meja wartawan.
Untuk tetap menjaga hubungan baik, anda bisa menyapa wartawan tersebut lewat email menanyakan kabar wartawan tersebut dan kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan. Malah jika anda sudah sangat akrab dengan wartawan tersebut anda dapat melakukan wawancara / konferensi dengan menggunakan Instant Messenger seperti Yahoo Messenger, ICQ, atau yang lainnya.
Keuntungan melakukan kegiatan media relations dengan Internet adalah anda sebagai seorang humas sangat memudahkan para kuli tinta tersebut melakukan pekerjaannya. Bayangkan jika mereka harus melakukan wawancara dengan mendatangi kantor anda, akan membuang waktu perjalanan yang cukup lama. Tetapi jika melakukan wawancara dengan melalui Instant Messenger, kerja para wartawan akan lebih mudah, hanya duduk di meja mereka, login, dan langsung dapat wawancara. Hasil wawancara langsung dapat dirangkum dalam bentu teks yang dapat diformat dalam MS word.

Keunggulan e-Public Relations, antara lain

· Membangun hubungan yang bersifat one to one secara cepat dan interaktif.
· Lebih flexible dan ekonomis dari pada PR yang dilakukan di dunia nyata,PR konvensional malakukan programnya dan mengeluarkan budet sampai rausan juta maka dengn e-PR kan jauh lebih murah
· Menyediakan informasi yang lengkap tentang institusi secara kontinue dan konstan,internet isa dakses kapan saja sesuai yang kita butuhkan.
· Respon yang cepat.terjadi kegiatan komunikasi yang cukup baik karena penyampaian respon bisa berjalan secara timbal balik

Kekurangan e-Public Relations, antara lain :

· Kegiatan hacking menjadi salah satu ancaman bagi dunia maya dan di Indonesia belum ada hukum yang jelas tentang kejahatan dunia maya.
· Lebih besar masyarakat Indonesia belum mengerti teknologi internet sehingga e-PR menjadi sangat tersegmentid


Manfaat e-PR

PR konvensional bergantung pada perantara (reporter atau wartawan), sedang e-PR pesan-pesan koorporat langsung disampaikan kepada target publik.
Membangun digital brand images
Membina hubungan yang baik dengan berbagai media, melalui media center online
e-PR digunakan sebagai sarana komunikasi pasar global
Dapat langsung memperoleh feedback dari publik serta mengetahui secara langsung keinginan-keinginan mereka
Mendukung departemen pemasaran melalui 3 R ; relations dengan berbagai target audiens,reputations melaui penggunaan teknologi modern,relevantions memberi informasi yang relevan enagn keinginan target audiens

Komunikasi yang dilakukan Public Relations konvensional yang bersifat informative dan persuasive dilaksanakan dengan :

· Tertulis : dengan menggunakan surat-surat, papers, blletin, brosur, dll.
· Lisan : mengadakan briefing, rapat-rapat, presentasi,seminar-seminar.
· Conselling : menyediakan beberapa anggota staf yang telah mendapatkan letihan atau pendidikan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada para karyawan, turut memecahkan masalah-masalah pribadi mereka atau mendiskusikannya.

Adapaun beberapa perbedaan e-Public Relations dengan Public Relations Konvensional, yaitu antara lain :

· Respon yang terjadi cepat, internet dapat merespon secara cepat dengan sema permasalahan dan pertanyaan dari para prospek dari pelanggan. Sedangkan PR konvensional tidak dapat merespon dengan cepat permasalahan, tetapi harus mengadakan riset dan survei secara manual terlebih dahulu.
· Komunikasi yang terjadi konstan, dalam arti internet tidak pernah tidur dengan target audiensnya diseluruh dunia dan mampu bekerja 24 jam non stop. Sedangkan dalam PR konvensional tidak seperti itu, hanya dalam waktu tertentu dan jarak tertentu saja.
· Interaktif, dengan adanya internet para praktisi PR memperoleh feedback dari pelanggan atau pengunjung websites perusahaan. Sedangkan PR konvensional feedbacknya dengan cara bertatap muka langsung dan berkomunikasi langsung.
· PR konvensional sangat bergantung pada perantara (reporter atau wartawan), sedangkan e-PR pesan-pesan yang disampaikan langsung disampaikan kepada target.
· Dalam e-PR biaya yang dikeluarkan menjadi cukup hemat karena dengan adanya internet, oleh sebab itu praktisi PR dan perusahaan tidak harus mengeluarkan budget yang banyak, karena cukup dengan memberikan informasi secara jelas melalui website, semua orang bisa melihatnya. Sedangkan dalam PR konvensional ketika melakukan program harus mengeluarkan biaya besar karenakegiatan Public Relations Konvensional meliputi kegiatan-kegiatan fisik, misalnya dengan mengadakan perss conference, press release, brosur, spanduk dsb.

Media dan Public Relation di Era Kompetisi

PERGESERAN paradigma media nasional menjadi media lokal (”community newspaper”) membuat surat kabar nasional ketar-ketir, sehingga mereka selain membuat surat kabar yang terbit lokal, juga membuat suplemen atau rubrik daerah agar tiras atau oplah media itu tetap bisa dijaga.Berbagai sektor produk maupun jasa, termasuk industri media massa seperti surat kabar mengalami persaingan yang sangat ketat di era image kompetisi, berbagai upaya surat kabar dilakukan, salah satunya adalah membuat divisi public relations khusus, dengan nama marketing communication atau pun marketing public relations atau pun nama lainnya, ujung-ujungnya adalah untuk meraup image building (pembentukan citra), setelah itu melakukan kegiatan selling product (pemasaran).
Industri media sudah mulai menyadari pentingnya peran public relations (PR) dalam kegiatan marketing-nya, yang selama ini hanya mengandalkan strategi ilmu ekonomi (marketing), tetapi sekarang terjadi perkawinan antara ilmu ekonomi dengan ilmu komunikasi, sehingga muncul istilah atau kajian baru marketing communication atau marketing public pelations.
Dalam dunia perusahaan, seperti industri media, setidaknya ada dua divisi PR yaitu corporate public relations (CPR) dan marketing communication (MC) atau marketing public relations (MPR). CPR lebih beroreintasi terhadap pembentukan citra perusahaan, sedangkan MC atau MPR lebih berorientasi kepada pemasaran atau penjualan. Artinya CPR memelihara citra publik internal dan eksternal perusahaan di luar pembeli atau pelanggan, sedangkan MC atau MPR memelihara citra publik eksternal (khususnya pembeli atau pelanggan).Memasuki era kompetisi ini pun, seorang pakar marketing Philip Kotler, mengakui pentingnya PR dalam dunia marketing, sehingga muncul konsep yang dibuatnya dengan nama mega marketing, yang terdiri dari product, price, place, promotion, power dan public relations. Menurut Kotler, aspek PR menjadi sangat penting dalam kegiatan marketing.Memang marketing memasuki era yang harus lebih mengedepankan pentingnya pembentukan citra dan pemeliharaan reputasi di tengah persaingan media yang sangat ketat, sehingga "kesaktian fanatisme" pembaca yang selama ini dianut oleh media tersebut sudah harus mulai ditinggalkan, tetapi terus berupaya untuk merebut positioning perusahaan dengan kegiatan pencitraan dan pemeliharaan reputasi.Berbicara tentang PR, para insan Humas akan menggelar Seminar Public Relations dan Musda Humas 2006 di Hotel Savoy Homann Bidakara, 13 September 2006, dengan menghadirkan keynote speaker Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, Ketua Umum BPP Perhumas dan Direktur Umum Bank Indonesia Rusli Simanjuntak. Pembicara lainnya Ketua DPRD Jawa Barat, H.A.M. Ruslan, Budayawan Iwan Abdurachman, Direktur Pemasaran PT Pikiran Rakyat Januar P. Ruswita, Direktur PT Djarum Waska Warta.Melalui tema seminar "Peran Strategis Manajemen Industri Public Relations di Era Kompetisi" mengupas tentang manajemen industri public relations dari perspektif sosial budaya, dan manajemen public relations dari perspektif bisnis (termasuk bisnis media).
Era kompetisi merupakan tantangan global yang harus dihadapi oleh para pelaku di berbagai sektor kehidupan, termasuk sektor media, sektor industri PR (pemerintahan, bisnis, dan organisasi nirlaba). Globalisasi pun telah menjadi kata yang terus menerus diperbincangkan oleh berbagai pihak, para pakar, praktisi maupun birokrasi dan kelompok masyarakat lainnya. Angin globalisasi berhembus melewati batas-batas negara, menerobos sampai pelosok desa, memicu timbulnya demokratisasi dan liberalisasi di mana-mana.Sebagai negara yang berdaulat kita perlu mengkritisi arus globalisasi yang tetap menjadi bahan perdebatan.
Perhumas melihat bahwa dampak globalisasi bagi Indonesia telah menjadi keniscayaan, dan kita harus siap menghadapi kompetisi yang semakin ketat di dalamnya.Sebagai insan Humas, tentunya akan terus berupaya tentang bidang PR yang semakin diakui keberadaannya di masyarakat, baik itu perguruan tinggi, militer, perusahaan, yayasan, dan organisasi lainnya. Mengapa PR sangat diperlukan dalam era kompetisi ini, terdapat beberapa alasan para pakar PR antara lain: perusahaan semakin besar dan berkembang, (termasuk industri media), persaingan perusahaan semakin ketat, perkembangan teknologi komunikasi yang semnakin pesat (terutama munculnya era komunikasi online atau internet), masyarakat semakin kritis, haus informasi dan tidak ingin kepentingannya terganggu.
Public relations sebagai ilmu paling bontot dibanding ilmu lainnya seperti ekonomi, sipil, teknik, hukum dan ilmu lainnya yang terlebih dahulu eksis. Kini PR sebagai salah satu sub ilmu komunikasi mulai banyak dilirik dan dirasakan pentingnya PR dalam era kompetisi ini. Masyarakat sudah mulai banyak meminati bidang PR ini, sebagai contoh di sejumlah perguruan tinggi Jurusan Humas (PR) peminatnya cukup tinggi dibanding jurusan yang ada dalam satu rumpun komunikasi, malahan salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung, program studi komunikasi (ada PR di dalamnya) masuk dalam tiga besar program studi favorit calon mahasiswa dengan ekonomi dan kedokteran.Kembali kepada pembahasan seminar public relations dan musda perhumas, tentunya seminar ini akan memberikan nuansa tersendiri dengan menghadirkan para pembicara yang sangat terkait dengan adanya era kompetisi. Para narasumber itu akan mengupas tentang PR di pemerintahan, PR di dunia legislatif, PR sosial budaya dan PR dari perspektif bisnis.Memang masih banyak kendala tentang pentingnya peran PR saat ini, antara lain, banyak pimpinan yang belum satu bahasa tentang bidang ini, terutama belum menempatkan orang-orang yang profesional, malahan beberapa instansi masih menjadi jabatan buangan, secara struktur pun PR belum berada dalam pimpinan puncak, sehingga mem­persulit PR untuk menjadi penerjemah kebijakan manajemen dan penyampaian aspirasi publik kepada pimpinan, kendala yang bersifat klasik belum memperoleh anggaran yang memadai untuk kegiatan PR, termasuk sarana dan prasarana PR dalam melayani kepentingan public masih memprihatinkan.Memang untuk menghilangkan atau mengurangi kendala perlu adanya interaksi dan komunikasi atau duduk satu meja antara perguruan tinggi yang melahirkan SDM PR, masyarakat pengguna (industri media, industri jasa dan produk lainnya), masyarakat profesi (seperti Perhumas/Public Relations Association of Indonesia) agar dapat membuat standardisasi profesi PR yang saat ini tidak bias ditawar-tawar lagi sebagai profesi yang betul-betul diperlukan orang-orang profesional dengan standar yang jelas.
Dalam menjalani profesi PR, beberapa pakar mengemukan sedikitnya ada lima kualifikasi yaitu:
(1) ability to communicate (kemampuan berkomunikasi),
(2) ability to organize (kemampuan manajerial),
(3) ability to get on with people (kemampuan membina relasi),
(4) personality integrity (berkepribadian jujur dan professional),
(5) imagination (banyak ide dan kreatif).
Seorang pejabat PR dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi lisan dan tulisan, seperti pidato, presentasi, wawancara pers, nara sumber forum seminar, menulis news release, menulis editorial di media house journal (perusahaan), menulis naskah pidato, dan kemampuan komunikasi lisan dan tulisan lainnya yang berkaitan dengan profesi PR.Kemampuan manajerial diperlukan oleh seorang pejabat PR, seperti mengelola berbagai kegiatan PR special events, business meeting, konferensi pers, manajemen dan PR krisis, publisitas, serta kegiatan-kegiatan PR yang memerlukan keterampilan manajemen.Kemampuan membina relasi sangat diperlukan oleh seorang pejabat PR, ia harus memiliki akses ke berbagai publik, dengan pengertian sehari-hari harus banyak bergaul, sehingga berbagai kegiatan PR yang memerlukan relasi tertentu akan mudah menguhubunginya dan dengan personal approach yang selama ini dijalin akan mempermudah melaksanakan kegiatan PR.Berkepribadian utuh dan profesional mutlak diperlukan oleh seorang pejabat PR, karena ia harus menjadi sumber berita atau informasi yang layak dipercaya, sekali berbohong hancurlah citra dan reputasi dia sebagai PR, juga harus profesional baik sebagain penyandang profesi maupun sebagai pelayan komunikasi dan informasi bagi publik.Persyaratan terakhir seorang pejabat PR harus memiliki banyak ide dan kreatif, terutama menghadapi berbagai permasalahan yang harus segera dicari pemecahannya, misalnya dalam mengatasi manajemen dan PR krisis, di sini dituntut banyak ide dan kreatif seorang pejabat PR untuk melakukan pemulihan citra akibat krisis tadi.
Oleh ELVINARO ARDIANTO
(Sumber: Pikiran Rakyat, 13 September 2003)

E-Public Relations: Memasyarakatkan Kegiatan Kehumasan di Dunia Internet"

Kegiatan kehumasan di sebuah perusahaan menjadi sebuah keharusan untuk membangun citra perusahaan. Kehumasan dipahami menjadi sebuah senjata ampuh untuk mempengaruhi opini publik kepada perusahaan, tetapi kendala terbesar dalam perkembangan Kehumasan di Indonesia adalah kesalah pahaman para pembuat keputusan di perusahaan dalam menanggapi kegiatan kehumasan. Banyak yang berpikir bahwa kehumasan hanyalah memajang wanita cantik sebagai pegawai humas yang pandai berbicara mewakili perusahaan. Padahal fungsi humas jauh lebih berarti dari sekedar jual tampang dan pandai berbicara.
Mengutip pepatah asing yang mengungkapkan fungsi kehumasan di sebuah perusahan,

If I tell you I am handsome and exciting, that is advertising
If somebody else tells you I am handsome and exciting, that is sales promotion
If you come and tell me you have heard I am handsome and exciting, that is public relations

Dalam kutipan ini jelas terlihat fungsi humas untuk mempengaruhi opini publik terhadap perusahaan merupakan tugas penting seorang pegawai kehumasan. Seorang humas wajib mampu membuat sebuah program kehumasan yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Program kehumasan terbagi pada segmentasi program itu sendiri, yaitu :
Customer Relations
Employee Relations
Community Relations
Government Relations
Media Relations

Masing-masing target market mempunyai kepentingan yang berbeda-beda pada perusahaan dan hubungan baik dan citra baik yang patut dibangun dan dijaga oleh kegiatan kehumasan pada setiap stakeholder perusahaan.
E-Public Relations Sebagai Sebuah Kampanye Kehumasan
Istilah E-public relations mungkin masih sulit dicerna bagi para praktisi Kehumasan Indonesia. E-public relations adalah kegiatan kehumasan yang dilakukan di dunia Internet. Seluruh kegiatan kehumasan dapat dilakukan didalam internet dari mulai melakukan kegiatan publikasi sampai melakukan customer relations management juga dapat dilakukan di Internet.
Malah kegiatan kehumasan bisa lebih fleksibel dari yang dilakukan di dunia nyata, ketika program kehumasan konvensional mengeluarkan budget hampir ratusan juta dalam sebuah perusahan besar, jika program tersebut dilakukan melalui Internet akan jauh lebih murah.
Apa saja yang bisa dilakukan Humas dalam melakukan kegiatan kehumasan di Internet..??
1. Publikasi Kegiatan publikasi yang di lakukan Humas dalam internet dapat dilakukan dengan
jalan mengikuti mailing list-mailing list yang sesuai dengan target market perusahaan kita. Banyaklah menuliskan tulisan berupa artikel, press release mengenai perusahaan anda dalam milis tersebut. Dengan begitu seluruh anggota milis akan kena terpaan publikasi yang telah Humas lakukan.
Selain mengikuti mailing list yang sesuai dengan target market perusahaan, humas juga harus secara berkesinambungan memproduksi e-newsletter kepada member website perusahaan anda. Tetapi, jangan sekali-kali melakukan spamming terhadap pengguna internet, karena dengan melakukan spamming maka kredibilitas perusahaan anda akan hancur. Karena spamming adalah kegiatan berkonotasi negatif bagi pengguna internet, spamming bisa dikatakan sebagai kegiatan yang memaksakan kehendak dalam memberikan informasi. Jalan yang paling aman adalah mengirimkan newsletter pada anggota website anda yang secara sukarela mendaftarkan alamat emailnya untuk dikirimkan informasi tentang perusahaan anda.
2. Menciptakan Berita (Media Relations)
Untuk menjaga hubungan baik dengan wartawan dapat dilakukan melalui email, jika seorang humas mempunyai database alamat email seorang wartawan akan lebih sangat mudah dalam mengirimkan siaran pres. Jika perusahaan anda mempunyai siaran pres yang butuh disampaikan dengan segera, anda tinggal sekali "click" maka siaran pres anda akan langsung sampai di meja wartawan.
Untuk tetap menjaga hubungan baik, anda bisa menyapa wartawan tersebut lewat email menanyakan kabar wartawan tersebut dan kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan. Malah jika anda sudah sangat akrab dengan wartawan tersebut anda dapat melakukan wawancara / konferensi dengan menggunakan Instant Messenger seperti Yahoo Messenger, ICQ, atau yang lainnya. Keuntungan melakukan kegiatan media relations dengan Internet adalah anda sebagai seorang humas sangat memudahkan para kuli tinta tersebut melakukan pekerjaannya. Bayangkan jika mereka harus melakukan wawancara dengan mendatangi kantor anda, akan membuang waktu perjalanan yang cukup lama. Tetapi jika melakukan wawancara dengan melalui Instant Messenger, kerja para wartawan akan lebih mudah, hanya duduk di meja mereka, login, dan langsung dapat wawancara. Hasil wawancara langsung dapat dirangkum dalam bentu teks yang dapat diformat dalam MS word.
oleh: Prayitno